Thursday, November 21, 2013

ENGLISH COURSE and ENGLISH CAMP in JEPARA


Welcome to ENGLISH COURSE and ENGLISH CAMP in Jepara . “ You haven’t spoken English and neither have I ” is it your statement or your big problem?
Many theories on conserving the purity of English have been proposed, but not one has been as widely accepted as this one. Despite the economy crises, the ENGLISH COURSE or ENGLISH CHAMP in Jepara has successfully recorded amazing profit in education. If a crises would occurred, those unfamiliar with the procedures would know how to handle the situation. Even though the student has strong Javanese accent, most of his teachers understood his sayings. The teacher tried to make the classes enjoyable experiences for the students so that they would take a greater interest in the subject of English. Because in ENGLISH COURSE or ENGLISH CAMP in Jepara children enjoy telling and listening atmosphere story, especially on full day program of ENGLISH COURSE or ENGLISH CAMP in Jepara . Although the quantity was small, ENGLISH COURSE or ENGLISH CAMP in Jepara had enough supplies to finish the experiment. We hope we could spend the time in the village communing with nature.

Monday, November 11, 2013

UNISNU JEPARA MARI BERSHOLAWAT


Jika English Sholawat Dikumandangkan(Lantunan shalawat dalam 3 bahasa) =========== BULAN BUDAYA NU Jika English Sholawat Dikumandangkan ========================= …Ya Rabbi shalli ala rasul/ Muhammadin sirril ula/ wal anbiya’ wal mursalin/ al ghurri khatman awwala// when we are meeting/ everything will be beautiful/ one of heart one of the soul/ for studying together// disaat kita sedang berkumpul/ semua menjadi indah/ satu hati satu jiwa/ belajar bersama-sama… Penggalan sholawat Asnawiyah mahakarya KH Raden Asnawi, Kudus diaransemen menjadi sholawat bertajuk “Soulmate”—gubahan bahasa Arab, Inggris dan Indonesia oleh Ali Mahmudi (37). Lantunan shalawat dalam 3 bahasa itu nyaring berkumandang usai materi bahasa Inggris di MTs Nurul Islam Kriyan, MTs/ MA Miftahul Ulum Sukosono, MTs Mathaliul Huda Bugel, pesantren Nurul Huda Mantingan dan Universal English Course (UEC) Jepara. Ya, begitulah English Salawat yang dipopulerkan lelaki kelahiran Jepara 18 Juli 1976 yang juga memperoleh restu langsung dari Ketua LP Maarif NU kabupaten Jepara, H Zubaidi Masyhud, Juli 2011 lalu. Kemudian salawat yang merupakan salah satu bentuk wujud nyata mahabbah kepada Rasulullah dilanggengkan di tempat ia mengajar bahasa Inggris, hingga kini. Awal mula suami Sofiatun (30) terinspirasi tatkala di rumah mertuanya desa Troso RT.04 RW.10 kecamatan Pecangaan dilaksanakan pertemuan selapanan Jamiyyah Qurra’ Wal Huffadz (JQH) kecamatan Pecangaan-Kalinyamatan. Usai mendengar salawat Asnawiyah itu ia pun memperoleh insiprasi kemudian menggubah salawat itu menjadi soulmate. Tak hanya salawat karya mbah Asnawi, “Syiir tanpo waton” Gus Dur dan “Dauni” pun digubahnya—menjadi salawat Arab-Inggris yang isinya bentuk penghormatan kepada guru maupun spirit belajar. Tujuannya kata Ali, lulusan IKIP PGRI Semarang ingin meminimalisir pandangan Bahasa Inggris adalah murni pelajaran umum. Menurutnya lewat Bahasa Inggris bisa juga untuk menyampaikan moral value (pesan moral) kepada peserta didik. Sama seperti Habib Syekh menyampaikan pesan moral melalui salawat dan syiiran bahasa Jawanya. Hal itu baginya juga sejalan dengan pendidikan karakter yang didengung-dengungkan oleh pemerintah. “Karakter yang dimiliki oleh siswa madrasah dan santri berbeda dengan siswa umum. Siswa yang membaca English salawat dan dipahami isinya bisa saja meneteskan air mata,” akunya. Lewat English Shalawat ayah dari Ulya Fairuz Zahiro (5) hendak membuktikan Bahasa Inggris bukanlah pelajaran yang menakutkan tetapi akan menjadi mapel disukai. Apalagi dengan membaca salawat selain untuk mengharapkan syafaat dunia akhirat juga untuk kesuksesan dalam belajar. sumber:http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,2-id,43090-lang,id-c,daerah-t,Jika+English+Shalawat+Dikumandangkan-.phpx